Schmidt-Ferguson Mataqali Draki
Schmidt dan Ferguson mengklasifikasikan iklim dengan berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan juga jumlah rata-rata bulan basah. Lebih lengkapnya simaklah penjelasan kami mengenai Materi Makalah Tipe Iklim Schmidt dan Ferguson, Klasfikasi Iklim, dan Perhitungan Data Curah Hujan Lengkap di bawah ini.
iTuvatuva ni Lewena
Iklim Schmidt Ferguson
Schmidt Ferguson mengklasifikasikan iklim dengan berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan juga jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut dengan bulan kering, apabila dalam satu bulan hanya terjadi curah hujan kurang dari 60 mm.
Apabila dalam satu bulan, curah hujan nya lebih dari 100 mm, maka disebut dengan bulan basah. Iklim menurut Schmidt & Ferguson ini juga sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai indeks nilai Q.
Sama seperti halnya klasifikasi iklim menurut Vladimir Koppen, yang mana sistem klasfikasi penggolongan iklim menurut Schmidt Ferguson menggunakan sistem huruf yang didasarkan atas nilai Q.
Sistem huruf yang didasarkan atas nilai Q disini yaitu adalah persentase perbandingan rata-rata jumlah bulan kering dan bulan basah.
Dalam menentukan tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson, menggunakan rumus, adapun rumus iklim menurut Schmidt Ferguson, yakni berikut :
Q : perbandingan bulan kering dan bulan basah (%)
Klasfikasi Iklim Schmidt Ferguson
Sistem klasifikasi iklim mereka mereka ini sudah banyak digunakan dalam bidang kehutanan maupun perkebunan dan juga memang sudah sangat dikenal di Indonesia.
Klasifikasi iklim Dr. F.H. Schmidt dan Ir. I.H.A Ferguson merupakan salah satu metode klasifikasi iklim yang memakai data curah hujan yang menjadi data penunjangnya.
Informasi yang didapatkan akan bisa digunakan dalam pengambilan kebijakan pertanian khususnya di dalam bidang perkebunan dan juga kehutanan.
Sistem Klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson sudah dikembangkan pada tahun 1950. Lalu apa kalian tahu siapa sebenarnya Schmidt dan Ferguson ? jika tidak, berikut akan kami jelaskan sedikit mengenai profil mereka berdua ;
Dr. F.H. Schmidt merupakan guru besar sekaligus pejabat Direktur Lembaga Meteorologi & Geofisika di Jakarta. Sedangkan Ir. I.H.A Ferguson merupakan seorang guru besar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada saat itu.
Mereka menciptakan klasifikasi iklim ini dengan alasan sistem klasifikasi yang sudah dikenal seperti Thornwaite, Thornwaite, dan Koppen, bagi Schmidt dan Ferguson , tipe iklim menurut mereka kurang sesuai dengan keadaan atau kondisi di Indonesia khususnya tentang cara menilai curah hujan.
Schmidt-Ferguson mengakui bahwa sistem nya merupakan perbaikan dari sistem Mohr yang sudah membuat klasifikasi iklim lebih awal, khususnya untuk daerah tropika (Wisnusubroto, 1999).
Schmidt-Ferguson (1951), mereka menerima metode Mohr dalam menentukan bulan basah & bulan kering serta tiap-tiap tahunnya yang kemudian diambil nilai rata-rata nya.
Stasiun hujan yang data nya kurang dari 10 tahun maka dihilangkan (Bayong, 2004). Klasifikasi tipe iklim menurut mereka menggunakan data curah hujan yang terjadi di sebuah wilayah dengan memberikan kriteria curah hujan bulanan pada Bulan Kering, Bulan Basah dan Bulan Lembab.
Kriteria dari bulan basah dan juga bulan kering (yang sesuai dengan kriteria Mohr) adalah sebagai berikut :
- Bulan Basah (BB) – Bulan dengan curah hujan > 100 mm
- Bulan Lembab (BL) – Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
- Bulan Kering (BK) – Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Adapun klasifikasi iklim Schmidt Ferguson ditentukan dari nilai Q yang dikelompokkan menjadi delapan tipe iklim, yakni sebagai berikut :
Tabel Klasifikasi Schmidt Ferguson
Tipe Iklim | Nilai Q (%) | Keadaan Iklim | Vegetasi |
A | < 14,3 | Daerah sangat (ekstrim) basah | Hutan hujan tropis/tropika |
B | 14,3 – 33,3 | Daerah basah | Hutan hujan tropis/tropika |
C | 33,3 – 60,0 | Daerah agak basah | Hutan rimba, dan daun gugur di musim kemarau |
D | 60,0 – 100,0 | Daerah sedang | Hutan musim |
E | 100,0 – 167,0 | Daerah agak kering | Hutan sabana |
F | 167,0 – 300,0 | Daerah kering | Hutan sabana |
G | 300,0 – 700,0 | Daerah sangat kering | Padang ilalang |
H | > 700,0 | Daerah ekstrim kering | Padang ilalang |
Wilika Talega : Peta Indonesia Lengkap
Data Curah Hujan dan Perhitungannya
Diketahui : rata-rata bulan kering selama 10 tahun= 44. Sedangkan rata-rata bulan basah = 59. Dengan rumus Q, maka diperoleh bahwa nilai Q = 74,6%, / 0,746.
Dari perolehan angka tersebut, iklim di Kota Z termasuk ke dalam kelompok iklim D atau sedang, yakni Q terletak di antara 0,600 hingga 1,000.
DATA CURAH HUJAN DI KOTA Z
Q = (jumlah rata-rata bulan-bulan kering) atau (jumlah rata-rata bulan-bulan basah) x 100%
Q =44/59 x 100% = 74,6 % = 0,746
CONTOH SOAL PERHITUNGAN CURAH HUJAN PADA KOTA Z SELAMA 1 TAHUN
BULAN | CURAH HUJAN (mm) |
Januari | 150 |
Februari | 30 |
Maret | 125 |
April | 55 |
Mei | 45 |
Juni | 110 |
Juli | 15 |
Agustus | 40 |
September | 32 |
Oktober | 165 |
November | 20 |
Desember | 50 |
Penyelesaian :
Berdasarkan penggolongan jumlah bulan kering dan bulan basah, maka diperoleh hasil, yakni Jumlah bulan kering ( < 60mm ) : 8 (pada bulan Februari, April, Mei, Juli, Agustus, September, November, dan Desember)
Jumlah bulan basah = ( >100mm) : 4 ( terjadi di bulan Januari, Maret, Juni, Oktober) Menggunakan rumus menurut Schmidt Ferguson :
Q = Jumlah bulan kering dan umlah bulan basah X 100%
Q = 8 / 4 X 100% = 200%
Dari hasil perhitungan tersebut bisa kita simpulkan bahwa Kota Z memiliki tipe iklim F, atau Daerah kering, hutan sabana.
Wilika Talega : Peta Negara Maju dan Berkembang
Mengklasifikasikan iklim dengan berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan juga jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut dengan bulan kering, apabila dalam satu bulan hanya terjadi curah hujan kurang dari 60 mm.
Apabila dalam satu bulan, curah hujan nya lebih dari 100 mm, maka disebut dengan bulan basah. Iklim menurut mereka ini juga sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai indeks nilai Q.
Dr. F.H. Schmidt merupakan guru besar sekaligus pejabat Direktur Lembaga Meteorologi & Geofisika di Jakarta. Sedangkan Ir. I.H.A Ferguson merupakan seorang guru besar pengelolaan hutan Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada saat itu.
Berdasarkan jumlah rata-rata bulan kering dan juga jumlah rata-rata bulan basah. Suatu bulan disebut dengan bulan kering, apabila dalam satu bulan hanya terjadi curah hujan kurang dari 60 mm.
Apabila dalam satu bulan, curah hujan nya lebih dari 100 mm, maka disebut dengan bulan basah. Iklim menurut Schmidt & Ferguson ini juga sering disebut juga Q model karena didasarkan atas nilai indeks nilai Q.
Demikianlah pembahasan kami mengenai Materi Iklim Schmidt Ferguson. Baca juga Peta Persebaran Flora dan Fauna.Terima kasih telah berkunjung, semoga artikel ini bermanfaat.
The post Tipe Iklim Schmidt-Ferguson appeared first on YukSinau.co.id.